Pindad merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terletak di kota Bandung,Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki perjalanan sejarah yang panjang dari kepemilikan, perubahan nama, manajemen dan lokasi. Pindad sebenarnya sudah berdiri sejak jaman kolonial Belanda tahun 1808 pada saat Gubernur Jendral Belanda Herman Willem Daendels berkuasa kala itu, Daendels mendirikan pabrik untuk memproduksi dan memelihara senjata di Surabaya dengan nama Constructie Winkel (CW) dan pabrik amunisi dan bahan kimia berskala besar dengan nama Proyektiel Fabriek (PF) di Semarang, kemudian membangun lagi produksi dan pemeliharaan amunisi bahan peledak angkatan laut dengan nama Pyrotechnische Werkplaats (PW) pada tahun 1850 di Surabaya.
Sejarah awal kepindahan semua pabriknya ke Bandung oleh Pemerintah Hindia Belanda karena alasan keamanan akibat berkecamuknya Perang Dunia I di Eropa, pabrik di Surabaya dipindahkan pada sekitar tahun 1918 -1920, menyusul pada tahun 1932 pemindahan pabrik di Semarang. Setelah ketiga pabrik tersebut dipindahkan, kemudian mengalami perubahan nama menjadi Artilerie Constructie Winkel (ACW) antara tahun 1851 dan 1861.
Pemerintah Hindia Belanda juga memiliki sekolah institut pendidikan pemeliharaan dan perbaikan senjata yang berada di Jatinegara, Jakarta yang bernama Geweemarkerschool, yang juga dipindahkan ke Bandung, setelah ke empat lembaga tersebut dipindahkan dan di jadikan satu lokasi oleh pemerintah Hindia Belanda kemudian diberi nama Artilerie Inrichtingen (AI), dipilihnya kota Bandung kala itu karena tempatnya lebih aman dan terletak di wilayah pegunungan, dan lokasinya juga tidak berjauhan dengan Batavia (Jakarta) yang kala itu menjadi ibukota Hindia Belanda.
Semenjak Jepang berkuasa pada tahun 1942 terdapat perubahan unit-unit di dalam Artilerie Inrichtingen (AI) dengan nama Dai Ichi Kozo,Dai Ni Kozo,Dai San Kozo,Dai Shi Kozo,Dai Go Kozo. Saat Jepang menyerah kalah akibat bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, pada tanggal 9 Oktober 1945 Laskar Pemuda Berjuang merebut pabrik tersebut dari tangan Jepang dan merubah namanya menjadi "Pabrik Senjata Kiara Condong", tetapi perebutan itu tidak berlangsung lama karena Belanda merebutnya kembali dan diganti nama menjadi Leger Produktie Bedrijven (LPB).
Setelah Konfrensi Meja Bundar di Den Haag, dan Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Indonesia dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949 atas permintaan Pemerintah Indonesia kala itu yang dipimpin oleh Presiden Sukarno, Belanda harus menyerahkan aset-asetnya kepada Pemerintah Indonesia, lalu nama Leger Produktie Bedrijven (LPB) dirubah menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang dikelola oleh TNI AD, pada tanggal 1 Desember 1958 setelah berjalan selama delapan tahun nama PSM diubah menjadi Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD), lalu 4 tahun kemudian nama Pabal AD diubah menjadi Perindustrian TNI Angkatan Darat (Pindad) pada 17 Mai 1962.
Saat era pemerintahan Presiden Suharto sekitar tahun 1980-an yang sedang menggalakkan program alih teknologi, muncul gagasan untuk mengubah status Pindad menjadi perusahaan berbentuk perseroan terbatas yang berdasarkan keputusan Presiden RI No.47 Tahun 1981, karena keterbatasan ruang gerak dan anggaran Pindad yang membebankan, Dephankam menyarankan pemisahan agar Pindad menjadi perseroan terbatas yang menghasilkan produk yang dibiayai oleh anggarannya sendiri , menghasilkan produk yang memiliki nilai kualitas tinggi dan bernilai komersial.
Pada 29 April 1983 dilakukan serah terima dari Perindustrian Angkatan Darat yang sebelumnya berada di bawah naungan Departemen Pertahanan dan Keamanan menjadi Perseroan Terbatas (PT), serah terima dilaksanakan oleh Kasad Jenderal (TNI) Rudini kepada Prof. Dr. B.J. Habibie (Presiden RI ke 3) yang kala itu dipercaya sebagai Direktur Utama pertama dari PT. Pindad (Persero) yang hingga saat ini sahamnya dimiliki 100% oleh Pemerintah Indonesia. Sekarang PT.Pindad (Persero) memiliki total perkiraan karyawan kurang lebih 2600 orang, Perusahaan BUMN ini adalah satu-satunya perusahaan milik negara yang memproduk Alutsista dan merupakan kebanggaan seluruh rakyat Indonesia, karena negara kita sudah mampu memproduki Alutsistanya secara mandiri,berkualitas tinggi dan modern. Produk-produk PT.Pindad (Persero) sudah dibeli oleh Australia, Korea Selatan, Malaysia, Singapore, Kamboja, Nigeria dan negara lainnya.
Menurut halaman situsnya saat ini produk Pindad memiliki banyak varian antara lain : Tank, Panser, Tank Boat, Kendaraan Tempur, Amunisi, Senjata Laras Panjang dan Pendek, Alat Berat, Keamanan Siber dan Infastruktur Perhubungan.
.png)